Dubur atau anus tidak dirancang untuk melakukan hubungan seksual. Seks anal (lewat dubur) atau seks lewat belakang pun tidak pernah dianggap sebagai perilaku seks aman. Ada beberapa bahaya kesehatan yang terjadi bagi orang yang suka melakukan seks anal.
"Seks anal bila dilakukan oleh pasangan suami isteri sebagai variasi posisi hubungan seksual dengan didukung oleh aspek hygienis (menjaga kebersihan penis & anus) itu boleh saja dilakukan. Tapi harus diingat rongga anus berbeda dengan rongga vagina yang jaringannya dilengkapi dengan sel-sel kelenjar proteksi terhadap iritasi jaringan. Karena, rongga anus lebih rentan terhadap infeksi ketimbang rongga vagina, menurut seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara, Jakarta, dalam acara konsultasi kesehatan.
Menurut Dr Andri, dari sudut kedokteran seksual, hubungan seksual dengan penetrasi ke vagina jauh lebih natural (alami) dan aman dibandingkan dengan seks-anal (lewat dubur).
"Seks anal adalah satu gaya bercinta yang mengundang risiko meskipun ada yang mengatakan anal-sex pakai kondom dapat mencegah penyakit menular seksual. Bagaimana pun, dubur tidak dirancang untuk sanggama, sehingga masalah kesehatan bisa saja timbul," lanjut Dr Andri.
Berikut 4 bahaya ketika melakukan hubungan seks melalui dubur, seperti dilansir Menshealth, yaitu:
1. Rasa sakit dan rasa tidak nyaman pada dubur
Bila dibandingkan vagina, struktur dubur jauh lebih ketat. Bila pria memberikan tekanan yang kuat saat melakukan hubungan seks pada dubur, maka hal tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri, sakit, tidak nyaman atau bahkan lecet hingga menyebabkan sakit saat buang air besar.
2. Tak ada pelumasan atau lubrikasi di dubur
Tidak seperti organ reproduksi wanita atau vagina yang diciptakan untuk dapat melubrikasi dirinya sendiri saat merasa terangsang, pada dubur hal tersebut tidak terjadi. Ini juga dapat menyebabkan hubungan seks anal semakin menyakitkan.
3. Mudah menyebarkan penyakit menular seksual
Kebanyakan orang enggan menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks anal. Inilah yang menjadi pemicu tingginya penularan penyakit menular seksual (PMS) dari hubungan seks anal.
PMS yang bisa menular melalui hubungan seks anal antara lain human immunodeficiency virus (HIV), human papilloma virus (HPV) yang dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker dubur, kanker penis, hepatitis A dan C, chlamydia, gonorrhea (kencing nanah) dan herpes.
4. Tertular virus dan bakteri berbahaya
Kurangnya pelumasan pada hubungan seks anal bisa menyebabkan lecet pada penis dan mukosa dubur, sehingga mudah menularkan virus. Selain penyakit menular seksual, hubungan seks anal juga dapat menularkan virus dan bakteri tertentu, seperti Escherichia coli (E. coli).
Penularan bakteri ini dapat menyebabkan yang ringan dan parah seperti gastroenteritis (penyakit infeksi usus yang sangat menular). Beberapa strain E. coli (E. coli uropathic) juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, mulai dari cystitis (radang kandung kemih) hingga pielonefritis (infeksi ginjal serius akibat bakteri).
"Seks anal bila dilakukan oleh pasangan suami isteri sebagai variasi posisi hubungan seksual dengan didukung oleh aspek hygienis (menjaga kebersihan penis & anus) itu boleh saja dilakukan. Tapi harus diingat rongga anus berbeda dengan rongga vagina yang jaringannya dilengkapi dengan sel-sel kelenjar proteksi terhadap iritasi jaringan. Karena, rongga anus lebih rentan terhadap infeksi ketimbang rongga vagina, menurut seksolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara, Jakarta, dalam acara konsultasi kesehatan.
Menurut Dr Andri, dari sudut kedokteran seksual, hubungan seksual dengan penetrasi ke vagina jauh lebih natural (alami) dan aman dibandingkan dengan seks-anal (lewat dubur).
"Seks anal adalah satu gaya bercinta yang mengundang risiko meskipun ada yang mengatakan anal-sex pakai kondom dapat mencegah penyakit menular seksual. Bagaimana pun, dubur tidak dirancang untuk sanggama, sehingga masalah kesehatan bisa saja timbul," lanjut Dr Andri.
Berikut 4 bahaya ketika melakukan hubungan seks melalui dubur, seperti dilansir Menshealth, yaitu:
1. Rasa sakit dan rasa tidak nyaman pada dubur
Bila dibandingkan vagina, struktur dubur jauh lebih ketat. Bila pria memberikan tekanan yang kuat saat melakukan hubungan seks pada dubur, maka hal tersebut dapat menyebabkan rasa nyeri, sakit, tidak nyaman atau bahkan lecet hingga menyebabkan sakit saat buang air besar.
2. Tak ada pelumasan atau lubrikasi di dubur
Tidak seperti organ reproduksi wanita atau vagina yang diciptakan untuk dapat melubrikasi dirinya sendiri saat merasa terangsang, pada dubur hal tersebut tidak terjadi. Ini juga dapat menyebabkan hubungan seks anal semakin menyakitkan.
3. Mudah menyebarkan penyakit menular seksual
Kebanyakan orang enggan menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks anal. Inilah yang menjadi pemicu tingginya penularan penyakit menular seksual (PMS) dari hubungan seks anal.
PMS yang bisa menular melalui hubungan seks anal antara lain human immunodeficiency virus (HIV), human papilloma virus (HPV) yang dapat menyebabkan kutil kelamin, kanker dubur, kanker penis, hepatitis A dan C, chlamydia, gonorrhea (kencing nanah) dan herpes.
4. Tertular virus dan bakteri berbahaya
Kurangnya pelumasan pada hubungan seks anal bisa menyebabkan lecet pada penis dan mukosa dubur, sehingga mudah menularkan virus. Selain penyakit menular seksual, hubungan seks anal juga dapat menularkan virus dan bakteri tertentu, seperti Escherichia coli (E. coli).
Penularan bakteri ini dapat menyebabkan yang ringan dan parah seperti gastroenteritis (penyakit infeksi usus yang sangat menular). Beberapa strain E. coli (E. coli uropathic) juga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih, mulai dari cystitis (radang kandung kemih) hingga pielonefritis (infeksi ginjal serius akibat bakteri).
Artikel ini bisa dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi kita semua.
0 Komentar